Jumat, 26 Februari 2016

SIAPA KITA DI ANTARA KAMI

         SIAPA KITA DI ANTARA KAMI

“atau mungkin hanya sekadar kalimat
yang kemudian pergi perang layaknya leonidas
untuk kemudian lupa kalau dilupakan di medan perang
adalah hal yang lebih dalam
ketimbang menanam jagung di petik tetangga”

samar-samar tapi tanpa filter kemudian nyata, ungkapan itu menjadi tak gentar memunculkan diri di otakku. Karena berada mungkin menjadikan kita semakin timbul rasa penolakan-penolakan terhadap kritisnya pergejolakan batin antar kita, aku, kamu, dan mereka. Bukankah hakim yang bersabdalah yang berpengaruh? tapi ini tidak. Kebencianku mengakar pada setiap luka-luka kecil yang dalam kejadian nyata di sebut sebagai “bersahabat” , inilah yang berpengaruh membentuk pribadi dengan karakter kejadian serupa, dimana setiap manusia menuhankan ketertarikan hidup dengan berdampingan dan saling bergantung.
“dan budak kini tak lagi berdebat.
sebab terlalu banyak yang meninggalkannya
hampir mati
terpanggang di pelataran,
menjadikannya hilang harapan
ketika raja ke raja bergantian
ia suguhi
meski sang raja akhirnya pergi
perang, lalu mati”

Tiba-tiba, sendiran dan sunyi lebih menyamankanku. Membentukku berbiasa saja.

Narasi Terlupa, februari 2016.
@arf_drmwn - “Memahami Kosong”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar